Louncing Gerakan Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Sapi
Louncing Gerakan Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Sapi bersama Bupati Blora. Dihadiri oleh para praktisi, TNI, Polri, perwakilan petani dan akademisi dari berbagai Universitas yang konsen pada Pertanian dan Peternakan. Semuanya mengikuti zoom meeting dari Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr tentang proses pembuatan pupuk organik, serta Prof. Gembong Danudiningrat tentang pentingnya pertanian organik, di Ruang Pertemuan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora.Senin (20/03/2023)
Kabupaten Blora merupakan lumbung pangan jawa tengah, produksi padi sebesar 668.828 ton gabah kering panen merupakan terbesar ke 5 se-Jawa Tengah. Jagung sebesar 429.407 ton adalah terbesar kedua se-Jawa Tengah. Populasi sapi sejumlah 78.780 ekor merupakan jumlah populasi terbesar nomor 1 se-Jawa Tengah.
Permasalahan yang dihadapi petani adalah tanah semakin menurun kesuburannya salah satumya karena penggunaan pupuk kimia yang terus menerus. Dibuktikan dengan hasil pengujian laboratorium terhadap tanah pertanian di Kabupaten Blora oleh Balitbangtan yang menyatakan bahwa kadar C-organiknya sangat rendah. Selain itu petani juga mengalami kendala dengan ketersediaan pupuk bersubsidi tidak memenuhi kebutuhan pupuk petani. Pemerintah hanya mampu memenuhi sebagian saja dari kebutuhan tanaman. Pemerintah hanya menyediakan pupuk bersubsidi jenis urea sejumlah 70% dari kebutuhan petani, dan bahkan NPK hanya tersedia pupuk bersubsidi 40%.
Perlu terobosan agar produksi komoditas pertanian tetap menghasilkan. Salah satu terobosan yang bisa dilakukan petani adalah memanfaatkan pupuk organik dari kotoran sapi untuk menyuburkan lahan pertanian. Hampir semua petani tahu bahwa kotoran sapi adalah bahan organik yang sangat bagus untuk menyuburkan lahan pertanian. Bahan pembuatan pupuk organik tersedia melimpah. Blora merupakan daerah dengan populasi sapi terbesar se-Jawa Tengah sejumlah 278.780 ekor. Satu ekor sapi bisa menghasilkan kotoran 10-15 kg per hari. Satu hari saja tersedia 2.780 Ton kotoran sapi. 278 truk per hari.
Teknologi pembuataan pupuk organik sangat sederhana. Berbagai cara dan banyak prebiotik yang sangat mudah di lakukan untuk melakukan fermentasi dalam pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi. Kami sudah melaksanakan pelatihan pembuatan pupuk organik di 30 kelompok tani pada tahun 2022.
Hanya saja permasalahan terbesar adalah kesadaran dan kemauan petani untuk membuat pupuk kandang. Membuat pupuk kandang itu ribet, tambah kerjaan, hasilnya tidak langsung terlihat. Merubah cara pandang petani, bahwa pupuk kandang sangat penting untuk memperbaiki kesuburan lahan pertanian. Mengajak petani untuk memanfaatkan kotoran sapi untuk difermentasi kemudian diaplikasikan ke sawah. Petani masih bergantung dengan pupuk kimia.
Untuk itu pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi ini dijadikan gerakan. Gerakan pembuatan pupuk kandang harus dilakukan bersama-sama. Gerakan penyadaran akan pentingnya menggunakan pupuk kandang untuk meningkatkan kesuburan tanah. Gerakan menyadarkan petani untuk mau mebuat pupuk kandang.
Kami harapkan gerakan ini di Kecamatan dipimpin oleh Bapak/Ibu Camat. Bapak/Ibu camat dalam melaksanakan gerakan pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi ini akan di bantu oleh penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian. Bapak/Ibu Camat, acara launching ini akan kami tindak lanjuti dengan sosialisasi, pelatihan, demplot pembuatan pupuk organik di masing-masing kecamatan.
Menuju Blora sentra Pertanian Organik, Sehat dan Menguntungakan!! Pupuk’e Kandang Tanduran’e Kondang.